Rabu, 21 Mei 2008

Garam yang tidak asin

Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak oramg” (Matius 5:13).

Bagi kita yang tinggal di Indonesia tentu akan merasa sangat bingung jika mendengar tentang garam yang bisa menjadi tawar, kehilangan rasa asinnya. Sebab di mana pun kita tinggal di Indonesia ini, kalau kita meraup segenggam garam, lalu kita mencicipinya, rasa garam itu pasti asin. Dan belum pernah seorangpun di Indonesia yang pernah bersaksi telah meraup senggenggam garam atau mengambil segumpal garam kemudian mencicipinya dan rasanya tidak asin.

Sedangkan jika kita membaca Matius 5:13, Yesus mengatakan jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Pertanyaannya mungkinkah garam bisa menjadi tawar? Sehingga ketika ada orang meraup segenggam garam atau mengambil segumpal garam dan menggunakannya untuk masak, ternyata garam itu tidak memberi pengaruh apa-apa karena telah kehilangan rasa asinnya.

Kalau demikian dalam konteks yang bagaimanakah garam bisa kehilangan rasa asinnya? Apakah ketika Yesus mengatakan kalimat tersebut Dia hanya asal bicara? Tentu tidak! Jika tidak asal bicara, tentu Dia memiliki dasar yang kuat untuk memberikan pengajran kepada murid-murid-Nya tentang garam yang telah kehilangan rasa asinnya tersebut.

Dalam konteks masyarakat pada zaman Yesus, mereka tidak mengalami kebingungan seperti kita di Indonesia ketika mendengar bahwa ada garam yang telah kehilangan rasa asinnya. Mengapa? Karena di tanah Kanaan kuno; rumah tangga selalu mempunyai dapur. Dapur itu berupa semacam tungku yang diletakkan di luar rumah. Tungku itu dibuat dari batu dengan alas tanah liat seperti batu bata. Untuk memperoleh dan mempertahankan panas maka di bawah alas batu bata tersebut diletakkan garam yang cukup tebal. Kalau garam tersebut telah kehilangan rasa asinnya, maka panas pada tungku tersebut menjadi berkurang. Kemudian orang akan membongkar tanah bersama garam yang telah kehilangan rasa asinnya tersebut ke pinggir jalan dan akan diinjak-injak oleh orang.

Dengan demikian, kita dapat memahami perkataan Yesus yang mengatakan jika garam kehilangan asinnya, maka garam itu hanya akan dibuang dan diinjak-injak orang. Tetapi muncul pertanyaan, sebenarnya melalui ucapan tersebut Yesus mau mengapungkan pokok persoalan apa kepada para pendengar-Nya?

Pokok utama yang hendak dikemukakan oleh Yesus adalah ketidakbergunaan hanya akan selalu mengundang kesia-sian. Mengapa demikian? Karena garam itu memiliki daya guna yang sangat banyak. 1. Garam selalu dihubungkan dengan kemurnian. 2. Garam merupakan bahan pengawet. 3. Garam memberi cita rasa kepada banyak hal, dsb.

Lantas apa aplikasinya bagi kita pada masa kini? Kalau orang Kristen tidak dapat memenuhi standar hidupnya sebagai orang Kristen, maka ia berada pada jalan yang menuju kepada kesia-sian. Karena bagi Yesus, kita sebagai orang-orang yang percaya kepada-Nya, dimaksud agar kita menjadi garam dunia. Kalau dalam hidup kita tidakmemberlakukan sebagai daya pemurni, sebagai daya pengawet dan sebagai daya pemberi cita rasa dalam banyak hal, maka hidup kita ini sebenarnya sedang menuju kepada kesia-sian belaka. Karena itu, Yesus mengatakan jika garam itu akan menjadi tawar hanya akan dibuang di jalan dan dinjak-injak orang. Artinya, semuanya hanya kesia-siaan belaka.

Untuk itu kita umat Kristen yang beriman kepada-Nya, marilah kita mentransformasi diri bagi kemuliaan Allah, dengan jalan memiliki hidup yang berdaya guna sebagaimana garam. Amin!!! GBU.


Kudus, Jawa Tengah, Indonesia, 22-5-2008.

Rabu, 14 Mei 2008

apa betul garam menjadi tidak asin?

Dalam konteks kehidupan masyaratkat di Indonesia, tentu orang akan bingung ketika mendengar bahwa garam bisa kehilangan rasa asinnya. Kita akan bertanya bagaimana itu bisa terjadi? Dan kalau Tuhan Yesus mengatakan garam sudah kehilangan rasa asinnya, maka garam itu akan dibuang dan diinjak-injak orang. Benarkah itu terjadi? Apa Tuhan Yesus hanya mengarang saja tanpa ada landasan yang pasti? Hal ini akan saya kupas minggu depan! Sabar ya, menunggunya! :)